Dia membuat sebuah papan yg mempromosikan bagaimana enaknya rasa martabak telur yg dia jual.Dia berdiri di pinggir jalan dan berteriak "Belilah martabak telur saya,tuan".
Kemudian orang berdatangan membeli martabak telurnya.
Karena banyak yang terjual maka laki laki itu meningkatkan pembelian daging dan menteganya.Dia membeli kompor yg lebih besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya.Untuk meningkatkan usahanya,dia meminta anaknya yg lulusan dari perguruan tinggi ternama di Jakarta untuk membantunya dalam bisnis keluarga ini.
Walaupun dari universitas ternama selama setahun sang anak ini mencari kerja dan selalu tidak di terima.Ketika Ayah dan ibunya bertanya tentang hal itu,dia selalu menjawab bahwa pekerjaan sulit di dapat karena ekonomi indonesia sedang memburuk.Sebenarnya dia gengsi ketika mendapat panggilan Ayahnya untuk membantu bisnis martabak telur di pinggir jalan.Tetapi,karena ayahnya memanggil beberapa kali,diapun datang.
Sang anak menganalisa semua aspek bisnis.Baik yg makro maupun yg mikro.Setelah selesai menganalisis,anaknya berkata "Ayah,apa ayah tidak melihat di TV atau membaca koran mengenai apa yg terjadi? Apa ayah tidak menyadari bahwa kita dalam kondisi resesi? Harga bahan bakar minyak naik hampir dua kali lipat dan listrik meningkat 90 persen.Ditambah lagi ekonomi Jepang sedang tidak stabil.Pasti hal itu akan mempengaruhi ekonomi negara kita.kalau keadaan ekonomi memburuk
Kemudian,sang Ayah mulai mengurangi pembelian daging dan rotinya,menurunkan papan promosinya,dan tidak lagi berdiri di pinggir jalan untuk menawarkan martabak telurnya.
Penjualannya menurun dalam waktu cepat,"Kamu benar anakku" kata sang Ayah. "Kita memang dalam masa resesi yang serius.
" Pada saat kondisi memburuk,tambahlah
waktu untuk kegiatan pemasaran dan
mencari pelanggan baru.
Sayangnya sebagian besar bisnis melakukan
sebaliknya.Maka bisnis mereka pun semakin memburuk
di kutip dari buku karya Hendra Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar